5+ Ciri-Ciri Manusia Yang Memiliki Penyakit Hati Pada Dirinya
Assalamualaikum sahabat positif, setiap orang memiliki ciri dan karakter nya masing-masing oleh karena itu lah manusia disebut sebagai makhluk yang khas. Tapi taukah kita secara sadar atau tidak di dalam diri setiap orang terdapat sebuah penyakit yang begitu berbahaya, yang dapat mengakibatkan berbagai penyakit lainnya termasuk menyebabkan penyakit fisik pada diri kita. Penyakit ini tidak terlihat secara kasat mata, tidak terlihat secara nyata. Penyakit ini hanya mampu dirasakan secara bathin pada setiap orang yang mengidapnya. Apakah penyakit itu? itulah penyakit hati, penyakit yang terdapat dalam qolbu seseorang, dan apabila terserang penyakit ini, jauhlah hidup orang yang meneritanya dari ketenangan. Dalam sebuah hadist Shahih Baginda Rasulullah
saw. bersabda, “….Bahwa dalam diri setiap manusia terdapat segumpal daging,
apabila ia baik maka baik pula seluruh amalnya, dan apabila ia itu rusak maka
rusak pula seluruh perbuatannya. Gumpalan daging itu adalah hati.” (HR Imam
Al-Bukhari) Tahukah anda ada beberapa ciri-ciri yang dapat diketahui apabila penyakit hati bersemayam atau terdapat di diri kita, berikut beberapa ciri-ciri manusia yang memiliki penyakit hati pada dirinya:
1. Iri dan Dengki
Iri dan dengki dimasukkan ke dalam golongan penyakit hati stadium tinggi, orang yang memiliki sifat iri dan dengki di dalam kehidupannya akan sulit memperoleh ketenangan, orang yang iri dan dengki memiliki karakter khusus yang dikenal dengan 4S (susah melihat orang senang, dan senang melihat orang susah).
Orang yang seperti ini selalu merasa dirinya harus lebih baik kehidupannya dibandingkan orang lain. Apabila orang lain disekitarnya memperoleh nikmat dia akan merasa gelisah, kacau dan berusaha untuk berbuat buruk baik dengan lisan ataupun perbuatannya. Orang yang memiliki sifat iri dan dengki hanya meminginkan segala nikmat hanya datang kepadanya, dan orang lain tidak berhak menerimanya. Dalam ayat Al-Qur'an dalam surah An-Nisa ayat 32 disebutkan :
“Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
“Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
Sahabat semua berkompetisi di dalam kehidupan itu tidak dilarang selama dilakukan dengan cara yang baik dan benar, janganlah kita sampai masuk ke dalam golongan orang yang sedih atau susah melihat saudara kita yang lain bahagia. Allah SWT telah mengatur segala aspek dan detail di dalam kehidupan kita, kita hanya perlu memperbanyak ibadah (doa) dan usaha apapun hasil yang kita peroleh syukurilah dan berbagilah sehingga apa yang kita dapat walaupun sedikit tetapi memperoleh keberkahan.
2. Riya
Riya adalah membangga-banggakan kebaikan yang telah dilakukannya, dan kebaikan yang dilakukannya akan selalu di besarkan-besarkan sehingga orang banyak tahu akan kebaikannya, orang yang memiliki sifat riya memiliki satu tujuan khusus yaitu agar nilai dirinya baik di mata orang banyak, sehingga menimbulkan sifat sombong dan angkuh.
Orang yang riya dicirikan dengan melakukan perbuatan kebaikan jika orang banyak melihatnya sehingga ia memperoleh pujian, dan sebaliknya apabila ia tidak dilihat orang akan melakukan keburukan. Dalam Al-Qur'an di sebutkan dalam surah al-baqarah ayat 264 dan al-maa'uun 4-6:
“Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu
dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang
yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia.” (QS. Al-Baqarah:
264)
Sahabat hendaknya kiranya kita dapat menjaga niat kita meluruskan niat kita terhadap segala amal kebaikan yang kita lakukan, ikhlas lah kita dalam beribadah yaitu dengan menempatkan pujian dan cercaan pada level yang sama.
Baca Juga: Kisah Nyata! Mengharukan, Kisah Seorang Anak Yatim Piatu
3. Dusta
Dusta memiliki banyak makna secara umum berdusta adalah mengatakan sesuatu tetapi berbeda dengan realita atau kenyataan atau sering disebut janji-janji palsu. Dusta begitu banyak terjadi baik dikalangan masyarakat kelas bawah, ataupun masyarakat kelas atas, baik orang awam, ataupun orang yang memiliki jabatan. Tanda semakin menyebar penyakit hati "dusta" ini adalah semakin enggan nya orang-orang untuk mengucapkan "Insya Allah" dalam setiap janji yang dilakukannya, dan sebaliknya ketika di ucapkan "Insya Allah" orang yang mendengarnya merasa tidak yakin dangan janji atau ucapan yang di iringi dengan "Insya Allah", malah menuntut dengan perkatann yang lain seperti "seriuslah, gak bohong kan, benarkan". Kenapa demikian ini bisa terjadi? yang utama nya adalah kita manusia sudah menjadikan kata "Insya Allah " sebagai mainan, sebagai kata yang hanya sekedar ucapan.
4. Suudzon (Berprasangka Buruk)
Sahabat, janganlah kita mencoba-coba untuk berprasangka buruk terhadap orang lain, sungguh jika penyakit ini sudah ada di dalam hati, segala sesuatu yang dilakukan orang lain seperti sebuah keburukan dimata. Berprasangka buruk juga bagian dari sukanya lisan untuk melakukan ucapan-ucapan buruk perkataan kotor dan kasar, ditambah lagi dengan sukanya bergosip tentang kehidupan orang lain.
Di era teknologi sekarang ini dengan menjamurnya media sosial, berprasangka buruk ini pun semakin menjamur, contoh sederhananya yang dapat dilihat adalah begitu banyak status yang mengumbar keburukan orang lain, seakan-seakan pembuat status terdholimi atau tersakiti, kalaupun benar pembuat status di dholimi janganlah sampai menjadi ucapan yang di tuliskan di media sosial sungguh jika itu dilakukan benarlah sudah ada penyakit di dalam hatinya.
Yang semakin miris adalah ketika hubungan rumah tangga suami-istri mengalami masalah di umbar-umbar menjadi status dengan menjelekkan pasangannya, Ya Allah coba anda bayangkan berapa puluh, ratus, ribuan orang yang akan membaca status anda dan tentu anda ikut serta menanam keburukan terhadap orang lain.
5. Tinggi Hati, Sombong, Merasa Paling benar/Baik (Ujub)
Seperti katak dalam tempurung, demikianlah orang-orang yang memiliki penyakit ini, menganggap orang lain rendah baik secara harkat, dan martabatnya yang mungkin dikarenakan jabatanya yang lebih tinggi, kekayaannya yang lebih dibanding yang lain, pendidikanya yang lebih tinggi, cantik dan tampan-nya yang dimilikinya, pekerjaan yang lebih mentereng di bandingkan yang lain, mungkin itulah salah satu penyebab seseorang memilki penyakit hati ini.
Ingatlah sahabat apapun yang kita miliki di dunia ini jelas dan pasti hanyalah sebuah titipan dan berujung cobaan kepada kita apakah kita mampu menjaga diri kita dari berbagai nikmat yang sudah diberikan Sang Pencipta. Sebaik-baik segala sesuatu yang diberikan Allah SWT baik berupa nikmat dan cobaan seharusnya dijadikan wadah untuk meningkatkan ketaqwaan kita.
Sahabat positif itulah berbagai ciri-ciri apabila penyakit hati sudah bersemayam di dalam diri kita, secara umum dan pasti orang yang memiliki penyakit hati di dalam hatinya ditandai ketika seruan Allah tidak lagi di hiraukan, seperti seruan Adzan yang lima waktu di kumandangkan setiap harinya, jika seruan tersebut kita hiraukan jelas dan pastilah penyakit hati sudah bersemayam di dalam diri kita. Naudzubillah
Semoga artikel ini memberi manfaat untuk kita semua!! Wassalam
Comments
Post a Comment